Sabtu, 01 Desember 2012

Aktualisasi Ibadah

Seseorang hamba Allah senantiasa memegang penuh prinsip “Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.” (Q.S. Al-Fatihah (2):5). “Katakanla (Muhammad),”Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup dan matiku, hanyalah  untuk Allah, Tuhan seluruh alam.” (Q.S. Al-An’am (6):162).
Peneguhan prinsip ini telah membebaskan manusia dari kecenderungan untuk membuat sekutu dengan Tuhannya (syirik). sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang jahiliah yang melakukan kemusrikan dengan menyembah berhala dan tuhan-tuhan yang diciptakan oleh dirinya sendiri. Demikian pula kemusrikan yang dilakukan manusia modern dengan menciptakan tuhan-tuhan baru dalam kehidupannya. Diantaranya pendewaan akal, penuhanan nafsu, penuhanan harta benda, dan pendewaan manusia serta kekuasaan.
Karena menuhankan sesuatu yang bukan tuhan, menyebabkan orang-orang pada zaman jahiliah dan zaman modern menjadi sesat dan hina, mereka menjalani kesesatan yang tidak disadari akan merugikandam menyengsarakan kehidupannya di dunia dan di akhirat.
Segala bentuk-bentuk kemusrikan adalah merupakan kedholiman yang besar dalam kahidupan manusia. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al Luqman;(13). Hamba Allah yang selalu konsisten dengan iman dan amal sholeh akan membebaskan manusia dari perbudakan. Ia terbebas dari berbagai ikatan yang membelenggu dirinya untuk sampai kepada kebenaran. Seseorang yang dikuasai oleh sesuatu, ia telah menjadi hamba sahaya, dan karenanya ia menghamba kepadanya. Mereka tidak mampu melepaskan diri dari ketergantungan dari sesuatu yang menguasai dirinya. Lain halnya dengan hamba Allah, ia tetap aksis karena prinsip dan sikap yang diambilnya dengan istiqomah.  
Realitas kehidupan modern tidak memberikan pengaruh negatif bagi hamba Allah untuk menunjukan eksistensinya dalam kehidupan. Berbagai tantangan kehidupan dihadapinya dengan penuh keyakinan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
Ia dapat hidup dengan eksis di tengah-tengah masyarakat dan bergaul dengan mereka secara harmonis tanpa harus larut dalam arus kehidupan yang menyesatkan. Hamba Allah dengan teguh menegakkan nilai-nilai tauhid, ajaran-ajaran kebenaran cara-cara dan sikap hidup yang menghantarkan manusia pada kemenangan dan kemuliaan yang diridai.
Hamba Allah senantiasa menjadi teladan dalam hidup bermasyarakat, dengan sabar dan tekun ia membimbing masyarakat untuk menjadi hamba Allah bersamanya. Amar ma’ruf nahi munkar menjadi prinsip dasar yang dikembangkan, untuk membawa masyarakat dalam kehidupan yang penuh kebahagiaan, kedamaian, dan kepasrahan yang diridai Allah.

Ibadah Menjadi Tolok Ukur Ketaatan
Ibadah kepada Allah merupakan kewajiban manusia selaku makhluk kepada Allah dan menjadi pilar keberagaman seseorang. Ibadah pada dasarnya adalah proses latihan yang agung untuk membentuk kepribadian [character building] dan meluruskan akhlak. KeIslaman seseorang sangat ditentukan pada kesadaran dirinya untuk melaksanakan ibadah, yang yang menjadi parameter kepribadian seseorang.
Ibadah sebagai ketentuan yang dibentuk dari komponen atau rukun-rukun Islam yang mendasar. Pelaksanaannya memiliki signifikansi dalam mengukur kadar keIslaman sekaligus sebagai manifestasi kedirian seseorang dalam beragama.
Apabila dilihat dari segi proses, pelaksanaan ibadah merupakan bagian dari proses yang agung dalam pembentukan karakter manusia. Pelaksanaan ini pada dasarnya pengakuan yang langsung diaktualisasikan dalam bentuk tindakan dari keagungan Allah sebagai Dzat yang menciptakan dan mengatur kehidupan manusia.
Allah menggariskan ajaran syari’at sebagai garis yang menuntun manusia untuk melakukan kewajibannya selaku makhluk. Ketentuan Allah ini digambarkan dalam ketentuan-ketentuan syari’at, yang substansinya merupakan jalan yang membimbing manusia agar tidak melenceng tetapi tetap dalam garis yang telah dimaksudkan[shirotol mustaqim].
Syari’at, dalam pengertian yang luas adalah ajaran Islam atau agama Islam itu sendiri. Secara lughawy, berarti jalan dan dalam kaidah hukum, syari’at ini berarti ketentuan-ketentuan hukum Allah untuk mengatur manusia dalam kehidupan sehari-harinya sehingga tidak melanggar garis-garis yang ditentukan Allah.
Penerapan syariah dalam kehidupan manusia sekurang-kurangnya memiliki tiga asas. pertama, asas melaksanakan hak Allah. Kewajiban manusia adalah melakukan ibadah kepada Allah di muka bumi. Melakukan ibadah ini, merupakan hak Allah. Maka melakukan ritus keagamaan dalam hal ini adalah bagian yang harus dilakukan manusia kepada Allah dalam kapasitas dirinya selaku makhluk. Sebagai makhluk, tentu saja manusia harus ridha atas apa yang diperbuat Allah. Tidak ada hak untuk manusia melakukan protes atas apa yang menimpa dirinya. Hak manusia dalam hal ini hanya meminta atau berdoa pada-Nya. Ibadah, memang bukan semata-mata cerminan dari kewajiban manusia yang asasi sifatnya kepada Allah, tetapi juga merupakan pengakuan dan wahana untuk manusia memanjatkan puji syukur atas nikmat yang telah diberikan.
Kedua, asas pelaksanaan, artinya dalam pelaksanaan ibadah terkandung makna bahwa manusia yang melakukan ibadah, merelakan dirinya dengan apa yang dikerjakan Allah atas dirinya. Suatu penyerahan total dari manusia bahwa hidup hanya yang diridhai oleh Allah saja. Perbuatan yang melanggar dan bertentangan dengan garis-garis-Nya,pasti tidak akan mengerjakan hanya semata-mata takut tidak mendapat ridha Allah Swt
Ketiga, pelaksanaan ibadah juga didalamnya mengandung asas tentang pengakuan manusia kepada Allah sebagai Dzat Pencipta segala sesuatu. Pencipta dan Pemberi kepada semua ciptaan-Nya. Maka wajib bagi manusia untuk menyembah dan memanjatkan puji syukur atas nikmat yang diberikan dala kehidupan sehari-hari.

Ibadah Sebagai Bekal Hidup
Umat Muhammad merupakan manusia yang umurnya relatif paling pendek, karena itu seyoganya tidak dihabiskan hanya untuk mencari kenikmatan dunia saja, tidak menyadari kalau hidup di dunia ini pada dasarnya satu terminal dari perjalanan yang masih panjang. Tak ubahnya sebuah persinggahan dan numpang lewat saja untuk pengembaraan menuju dunia lain, kebanyakan orang tidak menyadari masalah ini.
Orang yang hanya memuaskan kesenangan dunia, karena dirinya tidak mengenal secara mendalam ajaran agama. Seumur hidupnya hanya dihabiskan untuk mengejar keduniaan yang tidak jelas pangkal ujungnya. Mereka menyangka, risalah kemanusiaan itu terkekang oleh batas umur sehingga mereka melupakan ibadah, kewajiban manusia selama hayat dikandung badan. Apabila hidup didunia hanya untuk makan, maka tak ubahnya dengan pola kehidupan binatang.
Orang yang memiliki pandangan bahwa hidup didunia hanya untuk kesenangan, maka seratus persen bertolak belakang dengan orang yang masuk kualifikasi hamba Allah. Baginya kehidupan dunia ini kecil, dipandang sebagai perjalanan yang diresapi penuh secara kejiwaan. Dari pandangan ini melekat kesadaran untuk selalu mendekat dengan Allah. Ibadah merupakan salah satu jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Hamba Allah betul-betul menjadikan ibadah sebagai tujuan hidup di dunia. Karena itu hamba Allah memiliki kadar kedekatan yang sangat erat dengan Allah. Dalam dirinya tidak ada alasan untuk tidak mendekatkan diri kepada Allah, manusia sebagai makhluk, kemudian kesadaran menghamba yang menguatkan hubungan dengan Allah.
Upaya ini ditempuh tidak lain hanya untuk mendapatkan keutamaan dari Allah. Sehingga seorang hamba akan terbebas dari segala bentuk siksaan yang dijanjikan Allah. Hidup bagi seorang hamba merupakan manifestasi dari ibadah. Karena itu seorang hamba selalu menjaga dirinya dari segala sesuatu yang bisa merusak citra dan kadar hubungan dirinya dengan Allah. Seorang hamba selalu menjaga syahadat dan sikap tauhidnya, dari kemungkinan-kemungkinan intervensi atau debu yang bisa merusak dan menggoyahkan keimanan.
Bagi seseorang yang mengemban perintah Allah Swt, menjaga sikap tauhid merupakan wujud perjuangan untuk tetap dekat kepada Allah Swt. Setiap hamba Allah menyadari bahwa segala tindakan yang dilakukan  akan kembali kepada dirinya. Apabilai lalai, maka dengan kelalaiannya itu, menjadikan tindakannya tidak dikehendaki Allah. Akibatnya tindakannya selama hidup didunia ini benar-benar kosong, tidak bermakna dihadapan Allah Swt sedikitpun.
Dalam Hadis Qudsi Allah Swt berfirman “Apabila di antara kalian kompak akan membangkang kepada-Ku. Maka tidak akan berkurang sedikitpun keagungan-Ku, dan seandainya yang awal di antaramu dan yang akhir diantaramu mereka kompak taat terhadap-Ku maka tidak akan menambah keagungan-Ku sedikitpun”.
Hadis Qudsi ini dengan jelas mengisyaratkan dan menegaskan bahwa keagungan Allah tidak akan terusik dan terganggu dengan kegiatan manusia. Apakah ia menjalankan atau menentang perintah-Nya. Manusia tidak akan dapat mempengaruhi eksistensi Tuhanya, namun sebaliknya keberadaan Tuhan akan mendominasi keberadaan manusia, karena itu sudah sepatutnya manusia harus mengabdikan diri dalam totalitas kehidupan untuk mendapatkan Ridlo Allah.           


REFLEKSI DAN ANALISIS KASUS
1.      Jika kamu melihat seseorang yang sehari harinya hanya berdoa didalam Masjid,  melaksanakan salat, membaca Al-Qur’an dan berzikir. Ia tidak memikirkan mencari nafkah, untuk kebutuhan istri, anak dan keluarganya yang membutuhkan  banyak biaya  yang harus dipenuhi. misalnya biaya pendidikan, makan, sandang padan dan lainya.Ia mengerti  bahwa hidup itu hanya sekali dan tidak berulang kembali.Bagaimana  penilaian kita terhadap sikap orang tersebut?
2.      Mas Deqqi Montewu seorang remaja muslim, ia tergolong remaja yang rajin belajar dan aktif dalam berbagai kegiatan disekolah dan dilingkungan rumah tempat tinggalnya. Ia sering sibuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah  dan  kegiatan  lapangan bersama teman bermainya. Karena kesibukanya,ia sering melupakan waktu , terutama waktu istirahat dan waktu salat. Kebiasaan mas Deqqi sudah diketahui oleh kedua orang tuanya.Orang tua berusaha mencari saat yang tepat untuk memperingatkan Deqqi.Tibalah suatu saat Deqqi pulang menjelang magrib kehujanan basah kuyub. Ia dibiarkan orang tuanya, sampai akhirnya menjelang tengah malam Deqqi masuk angin, maka orang tuanya datang dan memberi pertolongan seraya mengingatkan Deqqi agar  tahu diri dalam memanfaatkan waktu mudanya.Namun  Deqqi tidak berterimakasih , bahkan marah-marah, ia nyatakan bahwa ia sangat tahu apa yang harus dilakukan, orang tua tidak perlu ikut campur urusan orang muda.Orang tuanya diam dan meninggalkan kamarnya. Bagaimana sikap Deqqi terhadap orang tuanya, dan bagaimana tanggung jawabnya sebagai hamba Allah ?  
3.      Pak Imaduddin Rahman adalah seorang tokoh masyarakat, Ia dikenal sebagai  orang kaya dikampungnya, namun tidak sombong dan membanggakan  hartanya.Ia rajin kemasjid dan  bahkan menjadi pengurus ta’mir. Ia  tergolong orang yang rajin dan sukses dalam bekerja, tekun beribadah dan suka membantu sesama  yang memerlukan pertolongannya, ia dikenal memiliki keluhuran budi  dan kearifan, ia memiliki prinsip bahwa segala kebaikan yang dilakukan pasti akan mendapatkan balasan kemuliaan  dari Tuhannya.Namun demikian  pak Imaduddin Rahman nampak marah-marah karena  ia melihat seorang pemuda yang sedang  teler tak sadarkan diri diemperan masjid sambil merintih meminta tolong.  Seiring dengan  perasaan jengkel dan kesal ia tolong pemuda yang teler, sambil berguman “sadarlah , mumpung kamu masih hidup, jangan habiskan mudamu hanya untuk teler”.Bagaimana penilaian terhadap sosok pak Imaduddin, hubungkan penilaianmu dengan pengalaman pribadi atau pengalaman oranglain yang pernah didengar atau dilihat, kaitkan penilaian dengan sosok hamba Allah yang Ideal !
4.      Mas Dede pelajar rajin belajar dan tekun beribadah ia dapat menyelesaikan tugas-tugas belajar dengan lancar dan baik secara mandiri, tanpa bergantung pada orang lain. Namun dimata teman-temannya Mas Dede terkesan egois karena ia kurang akrab dalam pergaulan dan mengabaikan teman yang meminta tolong padanya. Bagaimana tanggapanmu tentang sikap sosial mas Dede bila dikaitkan dengan fungsi sosial salat ?
5.      Mbak Yunia seorang pelajar yang dikenal ramah serta akrab dengan teman-temannya ia suka membantu teman-teman yang memerlukan karena Yunia memang dari keluarga yang cukup mampu dan tergolong anak yang pintar, namun demikian Yunia tergolong siswi yang kurang tekun beribadah. Melaksanakan salat hanya saat-saat ia merasa perlu. Bagaimana tanggapanmu tentang sikap sosial Yunia bila dikaitkan dengan ibadah salatnya ?
6.      Pak Kamaludin dikenal tekun dalam menjalankan ibadah salat, terlebih lagi salat malam, ia sebagai orang kaya yang dermawan dilingkungan kampungnya. Ia menyadari hidup ini harus berbagi kesenangan dengan sesama yang memerlukan. Harta adalah titipan Tuhan dan hidup ini adalah untuk Tuhan. Memperhatikan sesama adalah kemuliaan diisisinya. Bagaimana tanggapanmu terhadap profil Pak Kamaludin ?
7.      Memaknai salat dalam kehidupan memerlukan kesungguhan dan perjuangan maka tidak semua orang salatnya sempurna. Didik seorang pemuda yang rajin salat dimasjid, suatu ketika Didik mengalami kesulitan masalah biaya berobat Ibunya yang sedang sakit, ia sudah berusaha berbagai jalan tetapi tidak terpecahkan. Ketika Didik selesai salat Jum’ah ia menemukan dompet yang terjatuh berisi uang dan surah  identitas pemilik. Didik terpikir kalau dompet dikembalikan pada empunya ia takut dikira mencuri. Kalau diserahkan polisi ia berpikir jangan-jangan polisi hanya menikmatinya. Karena ia juga perlu uang, maka akhirnya uang satu juta dalam dompet diambil kemudian dompetnya dilemparkan kedepan pos jaga polisi. Bagaimana tanggapanmu tentang sikap Didik ? Bila dikaitkan dengan ketekunannya beribadah .
8.      Pak Amir Santoso seorang pejabat dan usahawan yang sukses ia seorang kepala kantor yang yang cukup bergengsi, karena kelihaiannya sebagai pejabat ia berhasil mendirikan CV yang bergerak dalam bidang konstruksi. Sehingga semua tender pekerjaan selalu dapat diraih oleh CV Amir Santoso. Akhirnya jadilah Pak Amir Santoso sebagai konglomerat yang menguasai berbagai sektor bisnis lainnya. Karena banyaknya urusan baik dikantor atau diluar kantor Pak Amir merasa tidak tenang dalam hidupnya ,terlebih lagi ketika menjalankan salat ia tidak bisa khusuk dan hampa spiritual. Bagaimana tanggapanmu dengan sikap Pak Amir Santoso sebagai pejabat, konglomerat dan hamba yang beribadah salat.
 

0 komentar:

Posting Komentar

 

About

Drs. Roly Abdul Rohman,M.Ag, lahir di Rembang tanggal 04 Maret 1970. Menemukan pasangan hidup (1996) dengan Dra. Umi Rahmawati Ismanto, teman seperjuangan ketika aktif di Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Bojonegoro, dikarunia seorang anak MH. Ridlo Imaduddin Rahman (1998), Saat ini tinggal di perumahan Bumi Pacul Permai Blok I-6, Bojonegoro, Jawa Timur, Kontak telepon (0353) 882890 atau Hand Phone. 081 235 949 38. Alamat Email: roliarohman@gmail.com atau roliarohmanjsa@yahoo.com

Site Info

Text

INSAN KAMIL INSTITUTE Copyright © 2009 Template is Designed by Islamic Wallpers